Assalamualaikum....
“likulli maqaamin maqaalun wa likulli maqaalin maqaamun,”setiap
tempat ada perkataannya dan disetiap perkataan ada tempatnya. Perkataan yang
masyhur, perkataan yang apabila di ungkapkan akan langsung menghujung tajam ke
hati si pendengar. Dan biasanya perkataan ini ditujukan ke orang yang
“nyleneh”berbicara atau “nyrocos”asal ngomong tak bermakna.
Misal,
di sebuah rapat kantor si
fulan angkat bicara dan mengatakan”Trus ngopo?”atau kata-kata lain yang tidak
disertai penjelasan yang jelas, mesti orang lain yang ada di dalam rapat itu
tidak menghargainya, mendengarnya, bahkan mencela dengan nyata. Atau
kebalikannya, di sebuah acara reuni si
fulanah diam seribu kata, menjawab dengan singkat bila ada yang bertanya, memojokkan
diri menjauhi kerumunan teman-temannya seakan-akan dia tak ada disana.
Coba bayangkan bahwa si fulan
adalah orang yang mengemukakan pendapat, bukan orang yang asal ucap, dan coba
bayangkan si fulanah adalah orang yang supel, banyak bertanya tentang khabar
teman-temannya ,menjadikan reuni sebagai washilah silaturrahim dengan
sesama, bukan diam seribu kata, indah bukan?
Mari kita renungkan, sudahkan kita
berucap pas dengan saat dan kondisi
ataukah menyemburkan kata-kata yang tak berisi. Rosululloh pernah bersabda “.......barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir,maka ia berkata baik atau diam.”Tiada guna artikel ini
bila tak diamal sesuai dengan isi, maka amalkanlah agar ilmu menjadi berkah .Alhamdulillah, Wallaahua’lam bishshowaab.
Wassalamualaikum.....
No comments:
Post a Comment