Wednesday 4 July 2012

Adakah makhluk berakal selain di bumi

Assalamualaikum.....
Adakah Mahluk Berakal di Luar Bumi?  Untuk menjawab pertanyaan ini, saya semata-mata hanya mencari referensi dari Al Qur’an saja yang saya percaya kebenarannya. Namun, secara ilmu pengetahuan ada di bagian 1. Artinya mengurut bukti yang sebenarnya bukan bukti, dan berdasarkan statistik. Ingin juga dari Kitab atau agama lainnya, tapi mempertimbangkan terbatasnya waktu, saya hanya mengambil dari Al Qur’an saja. Fahmi Basya (Dosen UIN Jakarta) yang terkenal dengan pelatihan spiritual dan matematika Al Qur’annya menjelaskan (dan tampaknya beliau percaya) bahwa mahluk di luar bumi itu ada. Soal cerdas atau tidak, tampaknya percaya juga bahwa mahluk luar bumi dan bukan berasal dari bumi itu memiliki kecerdasan. Ayat yang mendukungnya adalah QS 65:12 At Thaalaq yang berbunyi : Allah Yang menciptakan tujuh langit dan sebagaian bumi seperti mereka, Dia turunkan perintah antara keduanya, agar kamu ketahui bahwa Allah atas tiap sesuatu Berkuasa, dan sesungguhnya Allah sungguh meliputi karakter tiap sesuatu dengan Ilmu (Versi Fahmi Basya) Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.


Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Versi Depag) Allah is He Who created seven heavens, and of the earth the like of them; the decree continues to descend among them, that you may know that Allah has power over all things and that Allah indeed encompasses all things in (His) knowledge. (http://etext.virginia.edu) GOD created seven universes and the same number of earths. The commands flow among them. This is to let you know that GOD is Omnipotent, and that GOD is fully aware of all things. (http://www.submission.org/suras/sura65.html) QS:42:29 . Asy Syuura : Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. Among His proofs is the creation of the heavens and the earth, and the creatures He spreads in them. He is able to summon them, when He wills. And one of His signs is the creation of the heavens and the earth and what He has spread forth in both of them of living beings; and when He pleases He is all-powerful to gather them together. QS 45:4. Al Jaatsiyah : Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, Also in your creation, and the creation of all the animals, there are proofs for people who are certain. And in your (own) creation and in what He spreads abroad of animals there are signs for a people that are sure; Ayat di atas, dapat saya pahami : Allah menciptakan langit sebanyak 7 langit dan seperti itu pula bumi. Apakah 7 lapisan langit atau 7 langit, apakah ada 7 bumi ataukah pada bumi juga ada lapisan, kebetulan pula bahwa bumi ada 7 lapisan (Troposfer, Stratosfer, Ozonosfer, Termosfer, Ionosfer, Eksosfer) Tiap langit diberikan urusannya. Ataukah langit diterjemahkan sebagai heavens?.

 Wah, saya tidak begitu memahaminya. Andaikan yang dipahami ada 7 bumi (seperti 7 langit, seperti 7 surga, seperti 7 neraka dan banyak angka 7 yang berulang-ulang disebutkan dan nampak di struktur alam ini. Apakah berarti ada 7 tempat?, saya tak bisa menarik garis batas jelas. Andaikan ada 7 bumi, dapat dipahami bahwa “sangat boleh jadi, manusia di bumi ini, yang tinggal di galaksi bima sakti ini” bukan satu-satunya mahluk berakal di alam semesta? Karena kata… seperti itu pula bumi, berarti kalau ada 7 langit yang bukan lapisan, begitu juga bumi ada 7 juga dong. Saya lebih “suka” atau memahami langit itu bukan 7 lapisan, tapi 7 langit dengan alasan : 17:44. Al Israa’ : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Lalu, kenapa ya tidak pada ayat itu Langit yang tujuh, dan Bumi yang tujuh juga. Saya tidak tahu. Mungkin juga Langit (heaven) seperti bumi, yang ada sungai mengalir di bawahnya, pohon dll (seperti bumi). Kalau arah berpikir kita ke sana, maka Langit ada 7, tapi bumi hanya satu. Tapi karakteristik bumi, seperti itu pula langit (hanya lebih sempurna dan lebih kekal). Ada daabah, animal, mahluk melata di antara langit dan bumi, kadang diartikan pula binatang raksasa. Ini juga menjelaskan ada mahluk fisis di antara keduanya. Kenapa melata?, apakah burung melata. Boleh saja, tergantung skala melihatnya. Kalau dilihat dari bulan, semua yang di bumi itu, masuk katagori melata. Pada pemahaman ini, bisa nggak ya beranggapan bahwa daabah itu, termasuk juga manusia (?). Tidak ada penjelasan cukup untuk menyatakan bahwa mahluk melata ini berakal dan berpotensi seperti manusia kini. Tapi, memperhatikan bahwa manusia sebagai khalifah, Al Qur’an rahmat untuk alam semesta, Adam turun ke bumi dari surga, sebaik-baiknya bentuk, maka dapat juga ditarik disimpulkan bahwa manusia hanya satu-satunya mahluk yang ada di alam semesta ini, sedangkan bumi yang lain tidak.
 Bisa saja hanya diisi oleh virus atau mahluk melata tidak berakal budi yang berkembang tidak sebagaimana manusia. Posisi Jin, Jin pada beberapa ayat berkatagori seperti manusia juga. Misal dari wahyu yang menyatakan “manusia dan jin” tembuslah langit jika mampu dan untuk itu harus dengan kekuatan. (QS 55:33). Namun, pada pembahasan ini, kita sisihkan dulu pikiran kita tentang jin. Malaikat?, Apalagi, malaikat tidak termasuk dalam posisi pembahasan karena tidak memenuhi syarat sebagai daabah (mahluk melata). Mahluk ini memiliki pola yang berbeda dan dari Al Qur’an, termasuk sebagai mahluk ghaib. Jadi, Apa kesimpulan kita terhadap mahluk fisis lain di luar bumi kita dan mahluk berakal di luar bumi kita?. Apakah memang kita adalah satu-satunya mahluk berakal di alam raya ini ?. Saya sendiri, cenderung berpendapat bahwa kita, manusia, mahluk berakal budi adalah satu-satunya mahluk berakal di alam semesta ini. Mengapa?. Karena juga semua penjelasan tentang kehancuran alam semesta, selalu didekati pada mahluk yang dijadikan khalifah di muka bumi ini. Kiamat semakin dekat dan dicirikan oleh sikap dan perilaku manusia kalau sudah begini dan begitu. Tapi, kalau pertanyaannya mahluk melata saja (tidak berakal budi), maka saya berpendapat bahwa al Qur’an memberikan kemungkinan jawaban : ada. Apakah langit itu berada pada univers yang sama. Ada di alam raya ini, yang luasnya tak terkira ini?. Jelas tidak. Langit yang 7 itu eksis, sedang alam semesta (univers) mengalami kehancuran (dihancurkan) di hari kehancuran (saqar), dan diisi oleh mahluk manusia dan jin serta mahluk melata lainnya yang dimulai dari hari kiamat (hari kebangkitan). Pandangan yang lain atau yang berbeda, sangat diharapkan. Wallahu’alam. Dono Says : Januari 19th, 2007 at 5:05 pm Menurut pendapat saya, pertanyaan apakah ada makhluk berakal di luar bumi, dapat saya sisipkan sedikit surat dari Alqur’an, insya Allah kita dapat memahaminya, surat tersebut bunyinya demikian: Surat Al Jaatsiyah (QS 45 : 13 ) Dan Dia menundukkan untukmu apa yg ada di langit dan apa yg ada di bumi semuanya, sebagai rahmat dari padaNya.Sesungguhnya pada yg demikian itu benar2 terdapat tanda2 kekuasaan Allah bagi kaum yg berfikir. Dengan surat ini cukup jelas bahwa manusia adalah makhluk yg berkuasa pada sesuatu di langit dan di bumi secara merata.Ini mengartikan bahwa kita satu-satunya makhluk yg berakal di bumi maupun di langit. Insya Allah tafsiran saya ini benar. Brende Keffe | brendekeffe@yahoo.com |, Mei 1, 2:11 PM Assalamu’alaikum, Kasih pendapat ya…, tentang topik yg dipermasalahkan: Bahwa benar Allah SWT menurunkan makhluk-makluk melata (da’abah)antara langit dan bumi, sesuai dengan QS; ASY SYURAA 29 “Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.” Kemudian Allah SWT juga menjelaskan kepada para hamba-Nya dalam QS; SHAAD 87 “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.” dan QS;AT TAKWIIR 27 “Al Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam” serta QS; AL ANBIYAA’ 107 “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”, jadi kalaupun ada makhluk yg berakal seperti manusia yg pasti juga mendapat perintah Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya, sesuai dengan QS;ADZ DZAARIYAAT 56 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” dan QS; AL AN’AAM 130 “Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini?

 Mereka berkata: “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri”, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” Jika memang ada makhluk berakal yg setara dengan manusia bahkan jin maka sudah seharusnya mereka beribadah kepada Allah SWT, dan untuk keperluan ibadah itulah maka Allah SWT mengutus Muhammad SAW untuk menyampaikan risalah (Al-qur’an). Tidak pernah tersebut dalam Al-Qur’an dan Hadist soheh yg menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW diberikan perintah untuk menyampai risalah-Nya kepada mereka. Kalaupun mereka setara dengan jin dan manusia maka mereka akan tunduk kepada Al-Qur’an dan Rasulullah Muhammad SAW, bukankah Al-Qur’an dan Rasulullah itu rahmat bagi semesta alam. Kalaupun ada para ulama yg berbeda pendapat, sesungguhnya yg maksum hanyalah rasullulah. Bila ada perbedaaan pendapat marilah kita merujuk QS: AN NISAA’ 59 “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”, karna pendapat itu hanyalah seperti apa yg Allah Sebutkan dalam QS:YUNUS 36 “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” Wallahualam bissawab, Sumber :http://agorsiloku.wordpress.com/2007/01/15/adakah-mahluk-berakal-di-luar-bumi-2/
Wassalamualaikum...

No comments:

Post a Comment