Monday 5 December 2022

Pengalaman Menjadi Volunteer di Acara Muktamar Muhammadiyah ke-48



Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Perkenalkan nama saya Raden Muhammad Imadudin dari prodi teknik kimia fakultas teknik UMS angkatan 2022. Saya disini ingin menceritakan kisah saya mengikuti kegiatan volunteering di acara Muktamar Muhammadiyah dan Aisiyah yang ke-48. Pengalaman mengikuti muktamar tahun ini ialah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Alhamdulillah pada kesempatan ini saya diamanahi di bagian pemondokan sebagai volunteer. Keanggotaan di bagian volunteer ini pikir saya ialah sesuatu yang harus saya syukuri. Karena setahu saya recruitment untuk volunteer di bagian pemondokan ini ialah berasal dari pesantren mahasiswa UMS (PESMA UMS), dan saya bukan mahasiswa dari PESMA UMS. Saya bisa menjadi anggota volunteer bagian pemondokan karena diajak oleh teman satu kelas saya, Rezti. Ceritanya, pada suatu kumpul kerja kelompok saya iseng bilang kalau saya ingin ikutan menjadi semacam panitia untuk acara muktamar besok karena saya pikir jarang-jarang ada acara sebesar ini diadakan di Solo, dengan kampus saya UMS menjadi tuan rumahnya.

Hari-hari pun berlalu dan pada suatu saat teman saya, Rezti, tiba-tiba mengirimi saya link untuk mendaftar menjadi volunteer pemondokan muktamar. Saya senang sekali waktu itu. Akhirnya saya diberi kesempatan untuk ikut serta berperan aktif di acara terbesar Muhammadiyah tersebut. Terima kasih Rezti.

Kegiatan pertama saya sebagai volunteer pemondokan ialah mengikuti latihan simulasi muktamar. Latihan tersebut diadakan di PESMA UMS dengan peserta anggota Muhammadiyah sekitar Jawa Tengah sebagai tamu dan kami, volunteer bagian pemondokan, sebagai penerima tamu. Latihan tersebut, seperti namanya, bertujuan untuk mensimulasikan secara garis besar acara muktamar besok, khususnya mekanisme ketika tamu masuk ke penginapan. Dari sisi tamu, simulasi ini bermanfaat supaya tamu mengetahui mekanisme alur-alur yang harus ditempuh pada saat acara muktamar. Dari sisi volunteer sendiri latihan ini bermanfaat supaya para volunteer bisa mensimulasikan bagaimana alur penyambutan tamu yang akan menginap di penginapan, dan yang paling penting ialah para volunteer sudah dibiasakan dengan ramainya desakan-desakan orang yang mengantri saat muktamar nanti.


(Foto 1: Co-card bagian pemondokan)

Di acara simulasi tersebut juga saya mulai bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, baik dari temen-temen sesama volunteer maupun dari temen-temen koordinator. Beberapa diantaranya juga menjadi teman ngobrol sampai sekarang, alhamdulillah. Disaat simulasi itu juga saya pertama kali menginjakkan kaki di kompleks kampus 4 UMS yang sebelum-sebelumnya hal tersebut hanya menjadi wacana.

Kegiatan kedua volunteer pemondokan ialah di Sidang Pleno I PP Muhammadiyah. Sidang Pleno tersebut dilaksanakan di tengah-tengah ujian tengah semester kami di UMS. Tapi alhamdulillahnya saya mendapat bagian shift di hari weekend, hari sabtu, siang hari sehabis ujian pagi.

Untuk kegiatan kali ini pada awalnya saya tidak mendapatkan slot untuk job-nya. Saat itu saya terlambat mendaftar dan hanya mendapat slot sebagai cadangan. Saat itu saya mendapat bagian sebagai cadangan di hotel Lorin Syariah. Namun qodarullah ketika itu volunteer di hotel Alana ada yang berhalangan hadir, jadi saya ditunjuk oleh koordinator untuk menggantikan yang tidak hadir tersebut. Untuk hotel yang digunakan pada saat Sidang Pleno I kali ini ada 4 hotel: hotel Alana, hotel Lorin, hotel Lorin Syariah, dan hotel Lorin Dewangsa.

Sabtu itu, siang hari saya berangkat ke hotel Alana. Kebetulan saya juga sudah lama sekali tidak mampir ke hotel, jadi awalnya saya agak canggung. Selain itu, ini juga pertama kali saya berkunjung ke hotel Alana. Jadi sudah canggung, asing lagi. Tapi, apapun itu kita harus tetap maju. Toh, setelah beberapa waktu canggung itu akan hilang dengan sendirinya, begitupula dengan perasaan asing.

Seperti yang sudah saya duga, di hotel Alana saya terkaget-kaget dengan orang baru dan berbagai jabatan serta peran yang menyertainya. Di situ saya bertemu dengan direktur PESMA UMS yang juga menjadi ketua volunteer bagian pemondokan, ibu Muamaroh, tapi saya tidak tahu karena saya bukan orang PESMA. Disitu saya juga bertemu dengan bapak dosen yang menjadi koordinator panitia, beliau dosen ilmu hukum. Beliau ialah orang yang pertama kali saya temui di hotel Alana. Saya masih ingat waktu itu beliau memberi tahu bahwa disini ada bu Am, panggilan bu Muamaroh. Saya pikir siapa bu Am? Saya tertawa-tertawa sendiri mengingat kejadian tersebut. Ya, mungkin pak Dosen hukum tersebut mengira bahwa saya juga mahasiswa dari PESMA dan siapa mahasiswa PESMA yang tidak kenal bu Am, kan?

(Foto 2 : Hotel Alana dari seberang jalan)

Selain bertemu kedua koordinator tersebut saya juga bertemu dengan rekan-rekan volunteer dan panitia muktamar hotel Alana. Perbedaan dari panitia dan volunteer ialah panitia terdaftar menjadi anggota muktamar secara resmi sedangkan kami (volunteer) tidak. Apapun itu kami tetap bekerjasama untuk mensukseskan acara muktamar ini. Dari rekan volunteer hotel Alana saya bertemu dengan Sherin dan mbak Aldila, rekan satu shift saya. Dari panitia saya bertemu dengan mba Tampi dan mas Yoga. Untuk jabatan mas Yoga ini saya kurang tahu karena ketika saya tanya-tanya dia cuman menjawab “diajak dosen”. Entah diajak menjadi panitia atau hanya sebagai peneman dosen saya tidak tahu. Tapi, dugaan saya ialah dia menjadi panitia, karena dosen yang mengajak mas Yoga sendiri juga panitia. Saya cukup termotivasi dengan mas Yoga ini. Dia diajak oleh dosen karena memang mas Yoga ini cakap dari berbagai sisi, baik secara personal maupun secara kepanitiaan. Hal tersebut membuat saya termotivasi untuk tetap maju dan sebisa mungkin menunjukan profesionalitas kita sebagai anggota, khususnya anggota kepanitiaan, seperti mas Yoga. Karena dengan itu kita akan more likely mendapat kesempatan lagi untuk belajar di acara-acara lain sebagai anggota panitia maupun syukur-syukur sebagai ketua panitia. Keren.

Tugas utama volunteer pemondokan ialah mengecek check in dan check out para peserta Sidang Pleno I. Kebetulan ketika saya bertugas para peserta Sidang Pleno sudah pada check in. Jadi, tugas saya tinggal menjaga stand resepsionis muktamar di hotel Alana dan melayani para beberapa peserta  Sidang Pleno lain yang belum check in. Jujur ini pertama kali saya mengurus bagian perhotelan semacam ini. Saya waktu itu masih belum tahu apa-apa saja yang harus dipersiapkan dan diketahui oleh seorang resepsionis yang menjaga stand  di suatu event. Alhamdulillahnya teman-teman saya sesame resepsionis senantiasa membantu dan malahan saya disana hamper tidak melakukan apa-apa karena memang sangat tidak tahu. Tapi, Alhamdulillah seiring berjalannya waktu saya mulai paham dan terbiasa dengan alur kerja sebagai resepsionis. Saya belajar banyak disana.

Sidang Pleno I pun selesai dengan sangat memuaskan Alhamdulillah. Dari sisi panitia dan volunteer yang penting ialah acara berlangsung sampai selesai dan tidak ada kendala serius pada saat pelaksanaannya. Alhamdulillah juga di sela-sela kegiatan sebagai resepsionis, saya dan teman-teman resepsionis lainnya diberi kesempatan untuk bisa berfoto bersama dengan Pak Haidar Nashir selaku Ketua PP Muhammadiyah (yang kelak terpilih lagi di periode selanjutnya). Kebetulan hotel Alana tempat kami bertugas ialah hotel tempat para pemimpin pusat Muhammadiyah diinapkan, salah satunya ialah beliau Bapak Haidar Nashir. Saya senang sekali bisa berfoto dengan beliau. Foto tersebut saya sebar di grup whatsapp keluarga.

(Foto 3 : Bersama Pak Haedar Nashir dan istri. Saya paling ujung [batik merah])

Kegiatan volunteering muktamar yang ketiga ialah pada saat acara inti Muktamar Muhammadiyah dan Aisiyah itu sendiri. Acara inti MMA (atau Muktamar Muhammadiyah dan Aisiyah) diadakan tanggal 18-20 November dan bertepatan dengan milad Muhammadiyah dan Aisiyah. Untuk bagian pemondokan sendiri kami sudah bersiap-siap H-1 acara dimulai dan baru selesai di H+2 acara selesai, mulai dari tanggal 17 sampai tanggal 21 November. Untuk kali ini saya mendapatkan job di hotel Lorin Solo. Alhamdulillah saya mendapat job di hotel yang paling dekat dengan kost saya. Saya berterima kasih kepada panitia yang telah memilihkan hotel yang dekat karena memang saya berangkat menggunakan sepeda kayuh, saya tidak membawa motor. Teman-teman panitia sangat perhatian.

Hari pertama berangkat shift. Untuk pembagian shift job-nya masih sama seperti acara sidang pleno kemarin, yaitu 1 hari dibagi 3. Satu orang sehari mendapat jatah shift masing-masing 8 jam. Di hari pertama saya mendapat shift kedua, yakni jam 3 sore sampai jam 11 malam. Okelah, saya berangkat. Kebetulan itu saat pertama saya berkunjung ke hotel Lorin. Dan alhamdulillahnya tidak ada kendala tersesat atau yang semacamnya ketika itu. Hotel Lorin sendiri terletak di pinggir jalan raya Adi Sucipto. Tak sulit tentunya untuk menemukan hotel tersebut. Kendalanya mungkin terletak pada penamaan hotel. Itulah yang menjadi kendala para peserta muktamar. Hotel Lorin sendiri mempunyai cabang-cabang. Cabangnya masih terletak di satu kompleks, tetapi namanya berbeda: hotel Lorin, hotel Lorin Syariah, dan hotel Lorin Dewangsa. Para peserta muktamar banyak yang kebingungan tentang masalah ini. Ada yang masuk ke hotel Lorin padahal tempatnya di hotel Lorin Dewangsa, dan sebagainya. Itu juga menjadi pembelajaran untuk saya pribadi jaikalau kedepannya saya juga diberi kesempatan untuk memiliki hotel, amiin.

(Foto 4 : Di gerbang masuk Hotel Lorin)

Untuk job shift kedua di hari itu saya mendapat giliran menjaga resepsionis stand muktamar sendiri. Menurut pembagian jobnya seperti itu. Tapi, Alhamdulillah saya ditemani oleh ketua kelompok pemondokan di hotel Lorin, ketua yang juga sempat menjadi teman satu kelompok saat acara sidang pleno kemaren, Sherin.

Jadwal hari pertama ialah kedatangan dari teman-teman media. Tapi qodarullah dari belasan teman-teman media yang terdaftar, hanya ada satu yang datang. Sisanya dicancel. Alhamdulillah tugas shift hari ini dicukupkan sampai jam 8 malam dikarenakan para tamu sudah mengkonfirmasi akan datang keesokan harinya. Saya dan Sherin pun memutuskan untuk pulang. Tapi, sebelum itu kami melihat-lihat dulu ruang ke sekitar tempat stand resepsionis kami. Satu lagi pelajaran tentang kepanitiaan ialah walaupun kita sudah diberi job-job khusus tentang suatu tugas sudah seyogyanya kita juga mengetahui job-job anggota panita yang lain, atau secara lebih luas bagaimana acara itu berjalan secara umum. Termasuk juga tempat-tempat atau stand-stand panitia di sekitar kita. Karena dengan mengetahui hal tersebut kita menjadi terasa terhubung satu sama lain di dalam kepanitiaan, dan menurut saya itu sesuatu yang sangat penting – tak terlihat tetapi sangat krusial dalam kerjasama tim.

(Foto 5 : Ibu-ibu Aisiyah bersiap berangkat untuk acara muktamar)

Hari kedua muktamar para tamu sudah mulai check in di hotel. Tamu-tamu di tempat saya bertugas mayoritas merupakan PDA (Pimpinan Daerah Aisiyah) dari seluruh Indonesia. Ada yang dari Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Mayoritas tamu disini berasal dari luar jawa. Hanya ada satu yang dari daerah jawa yaitu dari DIY. Seperti yang sudah diduga, hotelnya bakalan ramai. Bayangkan saja , ada 350-an ibu-ibu dari seluruh penjuru Indonesia mampir di satu hotel dalam acara besar seperti ini. Saya masih ingat keramaian pada saat itu. Suara bahasa-bahasa asing dengan logat khas daerah masing-masing turut meramaikan suasana hotel yang sebelumnya sepi.  Saya masih ingat waktu itu saya pernah bermimpi tentang keramaian ibu-ibu muktamar di hotel, padahal pada saat itu saya sedang tidur di kost menunggu job shift selanjutnya. Saya tertawa-tertawa sendiri mengingat kejadian itu, saking ramainya.

Di hari ketiga muktamar saya mendapat kabar bahwa ibu dari teman saya SMA, Adit, telah meninggal dunia. Saya dan teman-teman SMA saya mendapat kabar tersebut bakda subuh. Kebetulan rumah dari teman saya tersebut tidak terlalu jauh dari Solo. Ia tinggal di Klaten. Pagi itu juga, walaupun semalaman bergadang tidak tidur dikarenakan job shift malam, saya tetap memutuskan untuk pergi ke Klaten, ke rumah teman saya, untuk layatan. Pada saat itu saya sudah membuat janji dengan teman saya yang lain yang tinggal tidak jauh dari UMS, di Colomadu. Dikarenakan jalanan di sekitar Solo masih ramai karena acara muktamar kami pun berencana untuk bertemu di De Tjolomadoe, yang kemudian rencananya saya “nunut” teman saya tersebut yang membawa mobil untuk melanjutkan perjalanan kami ke Klaten. Sayang seribu sayang, ternyata keramaian muktamar tersebut juga telah menjalar ke titik tempat pertemuan kami, di De Tjolomadoe. Malahan disitu menjadi salah satu titik pusat keramaian muktamar dikarenakan ada salah satu acara muktamar yang juga diadakan disana. Inilah pentingnya mengetahui acara kepanitiaan secara utuh. Saya tidak tahu hal tersebut, dan saya terjebak macet di acara kepanitiaan yang saya sendiri ikut andil di dalamnya.


(Foto 6 : Keramaian di De Tjolomadoe selama muktamar)

Hari keempat. Setelah pekerjaan satu kita beralih ke pekerjaan lainnya. Pagi itu, saya ada acara SOKER. SOKER sendiri ialah semacam sekolah organisasi yang diadakan oleh himpunan jurusan saya, jurusan teknik kimia. Pagi itu, tepat setelah job shift malam saya langsung mengikuti zoom materi sekolah organisasi SOKER. Wajah saya waktu itu sembab tidak karuan dikarenakan belum tidur semalaman. Walaupun begitu, saya tetap berusaha untuk ikut dan aktif di sesi materi tersebut. Alhamdulillah, sesi materi pada hari itu berakhir dengan lancar (belakangan saya mendapat penghargaan sebagai peserta SOKER terbaik tahun ini). Dan saya masih punya waktu 1 jam untuk tidur untuk kemudian melanjutkan job saya di shift 2 (jam 3 sore sampai 11 malam) nanti. Semangat!!

Hari kelima. Hari terakhir muktamar. Hari yang ditunggu-tunggu kedatangannya sekaligus hari dimana kita dibuat sedih karenanya. Saya termasuk golongan yang kedua. Walaupun capek dan kantuk senantiasa menghinggap, tapi entah mengapa dari awal sampai hari terakhir muktamar saya selalu antusias dalam kepanitiaan ini, Alhamdulillah. Di hari terakhir ini, tertanggal 21 November kemarin para rombongan ibu-ibu PDA dari seluruh Indonesia tersebut satu per satu berpamitan pulang ke kampung halamannya masing-masing. Saya agak terharu mengingat momen tersebut, mengingat kesempatan saya untuk melakukan hal ini lagi ialah kurang lebih masih 30 tahun yang akan datang –acara muktamar diselenggarakan di Solo lagi. Tapi apapun itu, sebagai resepsionis, saya harus tetap menampilkan wajah senyum ketika berpamitan dengan ibu-ibu tersebut. Saya cukup terharu. Shift hari itu dicukupkan hanya sampai sore saja dikarenakan para tamu muktamar mayoritas sudah pulang semua. Sore itu, setelah shift, saya dan tim saya sesama volunteer di hotel Lorin berkumpul di edutorium  bersama para volunteer pemondokan dari hotel-hotel yang lain untuk kemudian berfoto-foto bersama.

(Foto 7 : Tim panitia muktamar Hotel Lorin. Saya ujung nomer 2 [batik coklat])

Demikian kisah pengalaman saya selama mengikuti kegiatan volunteering bagian pemondokan di acara Muktamar Muhammadiyah dan Aisiyah yang ke-48. Saya sangat bersyukur bisa berperan andil dalam mensukseskan acara muktamar ini. Sudah pasti ada kekurangan-kekurangan selama acara ini berlangsung. Namun, saya belajar banyak dari acara ini. Jikalau boleh mengajukan saran saya ingin mengusulkan bagi para panitia di acara muktamar yang akan datang untuk lebih memperingkas struktural kepanitiaan. Dari pengalaman saya selama menjadi volunteer ada beberapa “jabatan” struktural kepanitiaan yang perannya kurang jelas dikarenakan kekurang-simpel-an struktur job panitia. Saya ambil contoh dari job saya sendiri sebagai bagian pemondokan. Tugas utama kami ialah mengecek check-in dan check-out para peserta mukatamar. Tapi, pada kenyataannya peran kami jauh lebih dari itu. Kami juga secara kondisional dipaksa untuk melakukan job-job dari bagian panitia yang lain dikarenakan kami selalu stay 24 jam di resepsionis tempat kami bertugas.

Sekian pemaparan kisah saya sebagai volunteer pemondokan muktamar. Semoga kisah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan khalayak umum. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

(Kisah ini [tanpa gambar] saya kumpulkan untuk tugas muktamar mahasiswa. Konon katanya 48 tulisan terbaik akan di up dan diberi penghargaan. Saya sendiri tidak terlalu peduli akan hal itu. Pengalaman menjadi volunteer mukatamar ini sudah lebih dari cukup. Dan juga saya bersyukur jika bukan karena tugas muktamar tersebut saya tidak akan menulis cerita seperti ini. Terima kasih.)

 

No comments:

Post a Comment